Jika ditanya berapa jumlah karyawan oleh customer, saya tidak akan menjawab dengan angka; saya hanya akan jawab, Alhamdulillah, banyak. Karena di setiap cabang sudah bisa dipastikan ada karyawannya.
Sejujurnya, saya tidak mengerti arti karyawan itu apa. Yang saya mengerti, manusia itu sejatinya hanya beda pekerjaan saja. Ada yang bagian menerima tamu, ada yang bagian angkat karpet, ada yang bagian masak, ada juga yang bagian mencuci, dan lain-lain.
Karena ada karyawan yang saya anggap seperti seorang ibu. Mba Parti namanya; dia sudah mulai bekerja saat Ayah saya berjuang sendirian di Indonesia. Sampai akhirnya saya datang ke Indonesia, Mba Parti lah yang mengasuh saya. Dia yang kasih saya semangat kalau saya lagi melamun, dia yang siapin saya makan, siapin baju, dan lain-lain.
Mba Parti selalu menemani saya saat lagi senang, saat lagi galau, temani saya bermain, seperti main badminton, tebak-tebakan, dan lain-lain. Pokoknya benar-benar seperti ibu; keberadaannya sangat berpengaruh bagi perkembangan saya hingga seperti saat ini.
Semoga Mba Parti saat ini dalam kondisi yang baik-baik saja. Jika beliau membaca buku ini, saya ingin sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya. Layaknya seorang ibu, rasanya saya tidak akan bisa membalas jasanya sampai kapan pun.
Karyawan bisa menjadi apa saja, meskipun tidak ada hubungan darah—ada yang saya anggap sebagai ibu. Selain itu, banyak juga yang saya anggap sebagai sahabat. Padahal itu adalah karyawan, namun tidak pernah sedikit pun saya menganggapnya sebagai karyawan.
Bagi saya, istilah atasan itu bukan hanya rezeki, melainkan juga amanah. Amanah yang harus dijaga, karena bisa dituntut nanti di akhirat jika kita tidak melakukan peran ini dengan baik.
Makanya, jika ada karyawan yang berbuat salah, saya tidak menegurnya secara langsung. Karena jika saya harus luapkan emosi, itu bisa menimbulkan sakit hati bagi karyawan. Jika sudah sakit hati, maka ia bisa melakukan apa pun, dan itu yang sangat saya hindari.
Saya terbiasa diam jika ada karyawan yang berbuat salah. Setelah diam, yang saya lakukan adalah senyum, karena reaksi paling baik untuk orang lain adalah senyum.
