Tetangga = Saudara

Saya menghabiskan masa kecil di Pakistan hingga usia 14 tahun. Suasana lingkungan rumah saya ketika itu masih bernuansa kampung, sehingga antar tetangga bisa saling mengenal dengan baik.

Ada cerita menarik setiap kali saya pergi ke masjid. Hampir semua tetangga memiliki kebiasaan membuka pintu rumahnya. Ketika saya lewat di depan rumah mereka untuk berangkat shalat, sering kali saya ditawari untuk mampir dan makan.

“Atta, sini dulu mampir! Ada makanan di sini. Shalatnya belum mulai kok, masih ada waktu 10 menit lagi,” begitu biasanya mereka berkata.

Meski sering saya menolak dan tetap melanjutkan perjalanan ke masjid, sepulangnya saya tetap diberi makanan untuk dibawa pulang.

Kebiasaan lain yang berkesan adalah tukar-menukar masakan. Misalnya, ketika Ibu memasak kari ayam, saya akan mengantarkan makanan itu ke rumah tetangga sambil berkata, “Ini kari ayam untuk Anda, tolong kasih ke kami apa yang kalian masak.” Ungkapan itu disampaikan dengan jelas tanpa basa-basi, dan menjadi kebiasaan yang wajar di lingkungan kami.

Ketika pertama kali pindah ke Indonesia, saya tinggal di sebuah perumahan di Cinere, Depok. Tentu budayanya berbeda, karena suasananya sudah lebih perkotaan. Meski begitu, saya tetap berusaha mengenal minimal tiga tetangga: samping kiri, samping kanan, dan depan rumah.

Dalam dunia usaha, saya bahkan menjadikannya sebuah kewajiban. Baik di toko pusat maupun seluruh cabang Al Barkat, saya meminta agar setiap karyawan mengenal tetangganya. Saya yakin, dengan mengenal tetangga, usaha akan lebih mudah dijalani.

Tidak hanya sebatas mengenal, saya juga membiasakan diri untuk membantu tetangga, misalnya dengan membeli dagangan atau usaha yang mereka miliki. Sebab, saya sadar mereka pun sedang berjuang mencari nafkah untuk keluarga.

Bagi saya, tetangga itu seperti saudara. Mereka adalah orang-orang yang selalu ada di dekat kita, yang akan mendampingi di berbagai keadaan. Karena itu, sudah sepatutnya kita menghargai tetangga dengan sebaik mungkin agar hubungan pun terjalin harmonis. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk selalu memuliakan tetangga.